Senja kali ini berbeda
Aku tak suka.
Formasi gelap-terang yang biasa menghasilnya warna
Kali ini rupanya tiada.
Hanya tersisa gelap
Gelap yang membawamu lenyap.
Lalu kemana perginya terang?
Sebentar! Tunggu hingga petang
Mungkin kau akan pulang.
Wednesday, 7 February 2018
Tuesday, 30 January 2018
Apa Lagi?
Aku sudah merasakan semuanya.
dicintaimu begitu dalamnya yang membuatku merasa seperti wanita paling beruntung di dunia.
ditinggalkanmu begitu saja yang membuatku merasa tidak lebih berharga dari arang sisa pembakaran.
hingga kebahagiaan yang luar biasa karena Ia telah mengabulkan doaku untuk membawamu kembali lagi dengan semua janji-janjimu akan masa depan kita nanti.
Jadi coba tolong jelaskan padaku!
dari semua perlakuanmu padaku, bagian mana yang seolah menjelaskan bahwa aku tidak habis-habisan dalam mencintaimu sedangkan kau berlaku seolah ingin menghabisiku?
Sungguh ironi bukan?
dicintaimu begitu dalamnya yang membuatku merasa seperti wanita paling beruntung di dunia.
ditinggalkanmu begitu saja yang membuatku merasa tidak lebih berharga dari arang sisa pembakaran.
hingga kebahagiaan yang luar biasa karena Ia telah mengabulkan doaku untuk membawamu kembali lagi dengan semua janji-janjimu akan masa depan kita nanti.
Jadi coba tolong jelaskan padaku!
dari semua perlakuanmu padaku, bagian mana yang seolah menjelaskan bahwa aku tidak habis-habisan dalam mencintaimu sedangkan kau berlaku seolah ingin menghabisiku?
Sungguh ironi bukan?
Thursday, 24 August 2017
Hari itu
Aku mencari gambar-gambar wajahmu di ponselku
Semua masih lengkap
Aku cuma sedang ingin mengingat-ingat perihal mu
Walau tidak sehari pun aku melewatkan hari tanpa itu
(re: mengingatmu)
Tapi saat ini rasanya aku ingin lebih khusyuk
Aku akui memang sampai detik ini otakku belum selajan dengan hatiku
Kupilih satu video dan aku memainkannya
Detik pertama kau tersenyum
Kau terlihat bahagia sekali kala itu
Tapi kau tidak tahu bahwa aku lebih bahagia melihatmu
seperti itu
Lalu kulihat tatapan matamu
Bagaimana caraku menjelaskannya?
Ada bayangku terpantul dari matamu
Dan ku melihat mereka bercahaya
Cukup melihat dari matamu saat itu untuk mengetahui apa yang
kau rasakan padaku
Dan kembali lagi,
Aku sangat bahagia melihatnya
Lalu kau tertawa
Rasanya aku ingin melakukan apapun untuk tetap bisa
melihatmu bahagia seperti itu
Sederhana bukan?
Ya, memang sesederhana itu aku bisa bahagia
Monday, 31 July 2017
Maaf...
Maaf aku tak lagi mengangkat telepon atau membalas pesanmu. Terserah kau ingin berpikiran apa tentang itu.
Sungguh, berat mengabaikanmu seperti ini. Sampai saat ini pun ada perasaan sesal yang mengendap di hatiku. Berulang kali aku mengecek hand phone ku, berulang kali membaca pesan singkatmu, melihat panggilan tak terjawab darimu yang ku abaikan tidak hanya sekali-dua kali.
Dan sungguh sampai sekarang pun dadaku terasa sesak.
Ini pertama kalinya bukan?
Ya, ini pertama kalinya aku tidak menjawab telepon darimu
Lalu, apa yang kau pikirkan?
Apa kah aku yang sudah melupakanmu?
Apa kah aku yang sudah tidak lagi menyayangimu?
Apa kah aku yang sudah tidak peduli lagi padamu?
Apa kah aku yang sudah tak lagi menginginkan dan membutuhkanmu?
Atau kah aku sudah tidak mau lagi mendengar suaramu, tawamu, ceritamu bahkan tangismu?
Apalagi?
Coba sebutkan
Apalagi pikiran negatifmu tentang aku?
Kalau itu semua yang kau pikirkan
Kau benar-benar SALAH.
Aku belum bisa melupakanmu. Aku sudah coba selama ini tapi rasanya aku tidak bisa. Coba jelaskan padaku bagaimana caranya aku melupakan ekspresi kesakitanmu saat ku cubit perut mu yang buncit itu? Atau kalau sedang datang sikap manjamu? Tolong ajarkan aku!
Jangan kau mempertanyakan seberapa besar perasaanku padamu. Cukup Allah yang tahu seberapa bosan ia mendengar namamu dalam doa-doaku.
Aku masih sangat menginginkan dan membutuhkanmu. Mungkin dengan sikapku yang sekarang kelihatannya aku tidak membutuhkan siapapun. Aku seperti ini hanya untuk melindungi diriku.
Dan sungguh setiap hari aku masih sangat ingin mendengar suaramu, aku ingin mendengar semua ceritamu, aku ingin mendengar leluconmu, tawamu, nasihatmu. Aku rindu caramu merajuk, manjamu, tatap matamu.
Ah!
Maafkan aku.
Aku tidak tahu lagi harus apa atau bagaimana.
Allah yang memiliki hatimu.
Allah yang punya rencana.
Sekarang aku hanya berharap padanya.
Mungkin ini yang terbaik untuk sekarang.
Kau baik-baik ya.
Jaga dirimu.
Kau harus baik-baik.
Sungguh, berat mengabaikanmu seperti ini. Sampai saat ini pun ada perasaan sesal yang mengendap di hatiku. Berulang kali aku mengecek hand phone ku, berulang kali membaca pesan singkatmu, melihat panggilan tak terjawab darimu yang ku abaikan tidak hanya sekali-dua kali.
Dan sungguh sampai sekarang pun dadaku terasa sesak.
Ini pertama kalinya bukan?
Ya, ini pertama kalinya aku tidak menjawab telepon darimu
Lalu, apa yang kau pikirkan?
Apa kah aku yang sudah melupakanmu?
Apa kah aku yang sudah tidak lagi menyayangimu?
Apa kah aku yang sudah tidak peduli lagi padamu?
Apa kah aku yang sudah tak lagi menginginkan dan membutuhkanmu?
Atau kah aku sudah tidak mau lagi mendengar suaramu, tawamu, ceritamu bahkan tangismu?
Apalagi?
Coba sebutkan
Apalagi pikiran negatifmu tentang aku?
Kalau itu semua yang kau pikirkan
Kau benar-benar SALAH.
Aku belum bisa melupakanmu. Aku sudah coba selama ini tapi rasanya aku tidak bisa. Coba jelaskan padaku bagaimana caranya aku melupakan ekspresi kesakitanmu saat ku cubit perut mu yang buncit itu? Atau kalau sedang datang sikap manjamu? Tolong ajarkan aku!
Jangan kau mempertanyakan seberapa besar perasaanku padamu. Cukup Allah yang tahu seberapa bosan ia mendengar namamu dalam doa-doaku.
Aku masih sangat menginginkan dan membutuhkanmu. Mungkin dengan sikapku yang sekarang kelihatannya aku tidak membutuhkan siapapun. Aku seperti ini hanya untuk melindungi diriku.
Dan sungguh setiap hari aku masih sangat ingin mendengar suaramu, aku ingin mendengar semua ceritamu, aku ingin mendengar leluconmu, tawamu, nasihatmu. Aku rindu caramu merajuk, manjamu, tatap matamu.
Ah!
Maafkan aku.
Aku tidak tahu lagi harus apa atau bagaimana.
Allah yang memiliki hatimu.
Allah yang punya rencana.
Mungkin ini yang terbaik untuk sekarang.
Kau baik-baik ya.
Jaga dirimu.
Kau harus baik-baik.
Monday, 26 June 2017
Tidak Malam Ini
Tolong lah, semenit saja. Menyingkirlah dari dalam sana
Kenapa masih saja kau betah disitu?
Tidak kah kau bosan melahirkan gundah?
Sudah lah, kasihan otakku
Banyak yang bersarang disana
Bukan perihal tentangmu saja
Tapi malam ini pun kau masih jadi tokoh utama nya
Tolong lah
Tak bisa kah kau membiarkan aku tidur pulas?
Hanya malam ini saja
Kumohon
Bahkan malam ini kurasa semakin meradang
Tunggu sebentar...
Maaf
Kenapa masih saja kau betah disitu?
Tidak kah kau bosan melahirkan gundah?
Sudah lah, kasihan otakku
Banyak yang bersarang disana
Bukan perihal tentangmu saja
Tapi malam ini pun kau masih jadi tokoh utama nya
Tolong lah
Tak bisa kah kau membiarkan aku tidur pulas?
Hanya malam ini saja
Kumohon
Bahkan malam ini kurasa semakin meradang
Tunggu sebentar...
Maaf
-Dariku lagi, yang masih saja merindu
Tuesday, 13 June 2017
Izinkan Aku Menanti
Kau tahu? Setiap perempuan memilki ketidakmampan dan
keterbatasan
Dan ketidakmampuanku adalah ketika aku terpisahkan oleh sang
jarak diantara kita
Dan keterbatasanku adalah menahan rasa cemburu tentang dia
Ketahuilah
Aku tercipta mengisi waktu, waktu yang menyediakanku untuk
memperbaiki diri
Dan selebihnya, waktuku tercipta untuk menanti dan
mencintaimu
Ya Allahku
Temui aku dalam sebuah titik terang
Dimana aku dan dirinya tak berada dalam sebuah kubangan
impian dan pengandaian terus-terusan
Dimana aku dan dirnya berada dalam ikatan suci yang halal
Sungguh
Aku tak sanggup menahan asa tentang dia yang membuatku
khawatir
Bagaimana tidak?
Setiap aku mengingatnya rasa cemburu datang tiba tiba
Dan kau tahu?
Jika aku berkata “pergilah dariku!”
Maka aku adalah wanita pertama yang paling munafik
Sebab di setiap hari hariku
Aku selalu mencari kabarmu
Dan jika suatu hari aku terdiam bahkan menghilang
Mungkin itu giliranmu
Ya.
Giliranmu mencintai serumit aku
Monday, 5 June 2017
Kumohon. Berbahagialah.
Apa kau kira masalahmu itu bisa kau jadikan alasan untuk
bertingkah buruk?
Kau salah.
Kapan aku pernah mengajarkanmu seperti itu?
Atau...
Apa kamu lupa?
Bukan ini maksudku "pergi"
Aku kira kau mengerti
Tidakkah kau tahu?
Aku sangat khawatir padamu
Banyak sekali yang ingin ku tanyakan padamu
Apa kau baik-baik saja?
Bagaimana pekerjaanmu?
Bagaimana kabar orang tuamu?
Bahkan setiap aku mengalami kejadian yang menurutku aneh
atau lucu
Aku ingin sekali menceritakannya padamu
Seperti dulu
Aku merindukanmu
Apa kau juga?
Subscribe to:
Posts (Atom)