Thursday 28 June 2018

Nutty As A Fruitcake

Wanita itu tertawa.
Adegan di lacar kaca sukanya mempermainkan.
Beberapa memilih mengutuk si sutradara.
Tapi ia tertawa

Wanita itu tertawa.
Tetangga depan rumah sedang menyiram tanaman rupanya.
Lalu lalang orang bertegur sapa.
Ia hanya tertawa.

Wanita itu tertawa.
Dari gang rumah menuju jalan raya.
Tak ada seorang pun di sisinya.
Sepanjang jalan ia tertawa.

Setiap fajar pergi ia berbelanja kebutuhan rumah tangga.
Tak ingin tampak nelangsa walau lelah mengayuh sepeda.


Wanita itu tetap tertawa.

Tuesday 1 May 2018

Memanusiakan Manusia Part 1

Lihat seorang pedagang. Ia berani mematok harga tinggi untuk barang yang menurutnya berkualitas baik. Dan konsumen pun merasa bangga bisa membeli barang tersebut. Seperti mendapat kepuasan dan rasa gengsi tersendiri. Kebutuhan jasmaninya terpenuhi. Pedagang senang, konsumen pun senang.

Kalau benda mati saja bisa dihargai dengan nilai tinggi lalu bagaimana dengan kita makhluk bernapas yang memiliki akal?
Yang saya rasa semakin tua bumi ini mengapa rasa saling menghargai antar sesama manusia malah semakin bobrok?
Kemakluman-kemakluman dijadikan alasan untuk berlaku semena-mena.

3 kata ajaib ini pun semakin langka terdengar dari makhluk yang diciptakan Allah paling sempurna dari segi bentuk dan rupanya.
Kata ini tidak asing, namun semakin kesini malah semakin terasing. Apa itu?


Tolong, Maaf dan Terima kasih.


Kata dengan jumlah suku terdiri tidak lebih dari sebelah tangan kita. Yang kalau diucapkan pun bisa hanya dengan satu tarikan napas.

Tolong.
Kata ini biasanya diucapkan orang yang ingin meminta bantuan. Dan yang biasanya meminta bantuan adalah? Ya! Orang yang kesulitan.
Kata “Tolong”  menurut saya membuat manusia merasa lebih dimanusiakan. Kata ini sulit diucapan oleh orang yang merasa derajatnya lebih tinggi dari orang lain. Padahal bagi Allah yang memiliki seluruh dunia beserta isinya sekalipun, derajat kita semua sama. Yang membedakan hanya iman. Dan orang beriman tentu bisa memperlakukan sesamanya dengan baik.


Tuesday 24 April 2018

Permainan

Mari kita memainkan sebuah permainan.
Namakan saja permainan “Berandai—andai”

Seperti namanya,
Kau bisa melakukan apapun bahkan yang sudah tidak mungkin kau lakukan.
Menanyakan hal yang selama ini kau pertanyakan.
Mengatakan hal yang ingin kau ucap, namun tertunda.

Akan aku tunjukkan caranya.
Kira-kira begini...


Ayah, bagaimana cara memilih laki-laki yang akan aku habiskan hidupku bersamanya?
Ayah, apakah pria ini tepat untukku? Apa ia bisa menyayangiku layaknya engkau?
Apakah masih ada pria baik untukku, Ayah?
Ayah, apa kau marah padaku?
Apa aku pernah membuatmu bangga? Atau malah sering menyakiti hatimu?
Kau lelah, Ayah?
Mau ku pijat punggungmu?
Atau ku buatkan kopi?

Maafkan putri kecilmu, Ayah.
Aku menyayangimu.
Aku sangat rindu.


Ayah, sampai bertemu di tempat terindah itu.

Monday 19 March 2018

Hujan dan Permohonan

Tidak! Aku tak mau berteduh.
Aku ingin menikmati kawanan air ini mengeroyok tubuhku.
Aku ingin memejamkan mata, dan kemudian memohon.
Karena hujan adalah salah satu waktu diijabahnya doa.

Tidak! Aku tak ingin melewati kesempatan ini.
Mumpung aku sedang ingat mauku apa.

Diam! Jangan berisik.
Kau hanya perlu duduk manis.
Dan tunggu rencana-Nya yang bekerja.

Saturday 17 March 2018

She get butterfly in her stomach

Kamu pandai. Ia kagum pada pria yang bekerja dengan mengandalkan otaknya.
Tawamu riang. Sampai-sampai matamu hampir hilang.
Leluconmu...
Tidak buruk, lah. Buktinya ia tetap tak mampu mengalihkan pandangannya.

Terima kasih, “Tuan Garing”
Kau membawa musim semi di hati yang hampir mati.

Friday 16 March 2018

Bapak "Guru"

"Wanita kuat"
Apakah sebutan itu pantas disandangkan untukku?

Aku memang sudah mengalami beberapa kepahitan hidup.
Dan kau itu berada di daftar teratas.
Mengapa kau bilang?
Karena yang terjadi sekarang, setiap kali aku mengingatmu hanya hal-hal sedih yang berebut membuncah dari otakku.
Jangan tersinggung.

Tapi hatiku? 
Kau boleh senang. Ia memang tidak memiliki otak.

Andai kau betanya, "Apa kau menyesal?"
Maka dengan mantap aku akan menjawab, "Tidak."
Mengapa?

Orang bilang, "Pengalaman adalah Guru yang paling berharga."
Kali ini objeknya aku ganti menjadi kau.
Tapi maaf bukan sebagai guru matematika, karena semua orang tau pelajaran itu mengajarkan ilmu pasti.
Mungkin kau lebih cocok menjadi guru sejarah yang mengajarkan tentang masa silam.
Dan ya! disanalah kau akan ku simpan.

Wednesday 7 February 2018

Senja yang lain

Senja kali ini berbeda
Aku tak suka.
Formasi gelap-terang yang biasa menghasilnya warna
Kali ini rupanya tiada.

Hanya tersisa gelap
Gelap yang membawamu lenyap.

Lalu kemana perginya terang?

Sebentar! Tunggu hingga petang
Mungkin kau akan pulang.